SANTRI DAN SKABIES (KUDIS)
![]() |
Sudah menjadi rahasia umum bahwa
santri banyak yang terkena penyakit scabies (KUDIS) yang ngetren dengan nama gudik. Jenis penyakit kulit menular ini telah
menjadikan banyak orang menderita gatal-gatal disertai dengan malu. Salah
satu yang menjadi korbannya adalah saya sendiri. Lalu apa sih penyebab kudis?
|
|
Penyebab Kudis
Dari hasil browsing saya, ternyata si penyebab kudis ini adalah Sarcoptes scabiei
varian hominis. Sarcoptes scabiei adalah kutu (atau tungau)
mungil berwarna putih transparan, berbentuk bulat lonjong. Ukuran kutu
(tungau) betina 0,3-0,4 mm, sedangkan si jantan setengah dari ukuran betina.
Di luar kulit, kutu ini hanya dapat bertahan hidup 2-3 hari pada suhu kamar
dan kelembaban 40-80%.
|
|
|
Cara berkembang biak dan penularan
Proses penyakit kudis hasil
baca-baca saya disitus Wikipedia adalah sebagai berikut:
· Infeksi dari penyakit ini diawali dengan tungau
betina atau nimfa
stadium kedua yang secara aktif membuat terowongan di epidermis atau lapisan
tanduk. Pada terowongan tersebut diletakkan 2-3 butir telur setiap
hari.
· Telur menetas dalam 2-4 hari yang kemudian menjadi larva yang
berkaki 6.
· Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nimfa stadium pertama
kemudian berkembang menjadi nimfa stadium kedua, yang berkaki 8. * Nymfa ini
menjadi tungau betina muda, yang siap kawin dengan
tungau jantan
· Tungau berkembang menjadi tungau dewasa dalam 2-4 hari.
|
![]()
Sarcoptes scabiei melubangi kulit
|
|
· Untuk menyelesaikan daur hidup dari telur sampai bertelur lagi
diperlukan waktu 10-14 hari. Waktu yang diperlukan telur menjadi
tungau dewasa kurang lebih 17 hari. Tungau betina yang tinggal di sebuah
kantong ujung terowongan, setelah 4-5 hari setelah kopulasi,
akan bertelur lagi sampai berumur lebih kurang 3-4 minggu.
|
||
Gejala Penyakit
Menurut
pengalaman, penyakit ini dimulai dengan gatal-gatal di tangan.
Gelembung-gelembung berisi cairan yang sangat nikamt kalau digaruk. Itu
gejala menurut saya, kalo menurut mbah wiki, gejala yang khas pada kudis
adalah liang pada permukaan kulit, gatal, dan kemerahan dan
biasanya ada infeksi
sekunder, misalnya akibat bakteri. Pada bayi, gejala yang khas yaitu adanya bisul pada
telapak kaki
dan telapak tangan.
Dari sumber
internet lain, gejala kudis sebagai berikut:
· Keluhan utama pada penderita skabies (gudik) adalah:
· Rasa gatal terutama waktu malam hari.
· Tonjolan kulit (lesi) berwarna putih keabu-abuan sepanjang sekitar
1 cm.
· Kadang disertai nanah karena infeksi kuman akibat garukan.
· Lokasi paling sering di sela-sela jari tangan, telapak tangan,
pergelangan tangan, siku, ketiak, daerah payudara, sekitar pusar dan perut
bagian bawah, sekitar kelamin dan pantat. Sedangkan pada bayi dan anak-anak
dapat mengenai wajah, sela-sela jari kaki dan telapak kaki.
· Pada pria bisa mengenai ujung kemaluan bahkan sekujur kemaluan.
|
||
Pengobatan
Pengobatan ditujukan pada pemberantasan kutu Sarcoptes scabiei dan mengurangi keluhan gatal serta penyulit yang timbul karena garukan. Antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, kelamin, dll) akibat garukan. |
||
Pencegahan
Cara mencegah agar kita tercegah
dari penyakit ini adalah berdo’a kepada Allah SWT, hehehe… Selain itu kalau mandi harus pakai sabun dan
shampo hingga bersih, sesudah mandi keringkan badan dengan
handuk hingga bersih. Ingat, handuknya jangan sampai digunakan bergantian
dengan temanmu!
Berikut ini tips-tips yang dapat
saya bagi untuk pembaca yang budiman
· Periksakan ke Puskesmas, dokter, dokter spesialis kulit atau Rumah
sakit setempat bila menjumpai penyakit ini untuk mendapatkan pengobatan.
· Cuci semua baju dan alas tidur (sprei atau sejenisnya) dengan air
panas.
· Mandi teratur dengan sabun.
· Apabila ada yang sakit Skabies (gudik), periksakan semua anggota
keluarga yang kontak dengan penderita. Jika ternyata menderita skabies, obati
semuanya secara serempak agar tidak terjadi penularan ulang.
· Bagi para guru atau Ustadz yang mendapati murid atau santrinya
sakit Skabies (gudik) hendaknya menganjurkan kepada murid atau santrinya
untuk berobat secara serempak di Puskesmas terdekat atau poliklinik Kulit
Rumah Sakit setempat
Semoga artikel ini bermanfaat,
mohon masukan dan sarannya
|
||
Sumber
No comments:
Post a Comment